Note #22

{ Tuesday, December 2, 2014 }
Ada banyak hal yang beda.
Ah, aku rindu.

:)

{ Tuesday, November 18, 2014 }
Rupanya, kita masih belum paham arti memiliki. Belum mengerti perbedaan.
Padahal, kita telah fasih mengucap kata kebersamaan.
Kita hanya perlu memilih hal mana yang pantas kita pertahankan dan tinggalkan.
Hei, kenangan mana yang dapat dihapuskan?
Semoga saja kita berbahagia pada zona yang berbeda namun dengan kenangan yang sama.
:)

because eight better than seven._.v

{ Friday, October 24, 2014 }
Kita pernah berjalan bersisian sebelum kita berjalan berdampingan, lagi...

Kita tak pernah merencanakan berapa lama waktu dan keadaan membuat kita tak beriringan. Namun, kita tahu, akan ada pertemuan dan kebersamaan, kemudian berjalan kembali seperti biasanya, layaknya tak pernah ada jarak yang panjang.
Rupanya, kita memang butuh jeda. Jeda yang mengajarkan seberapa kita saling membutuhkan dan seberapa genap jauh lebih baik dibandingkan ganjil.
Nyatanya, persahabatan akan jauh lebih kuat membuat kekecewaan menghilang. Banyak hal yang kita pelajari saat maupun setelah kehilangan.

Kita pernah punya satu alasan untuk mengganjilkan, tapi kita punya seribu alasan untuk menggenapkan.

marahka...

{ Thursday, October 16, 2014 }
Maafkan aku yang bercerita tentang waktu yang telah berlalu..
Jujur saja, aku menulis ini karena aku marah padamu. Ya aku marah padamu. Kubiarkan marahku menggebu lewat tulisan ini. Sungguh, aku tak ingin meninggalkan bekas amarahku dihatimu. Mungkin kau tak akan peka ketika kau menyempatkan diri untuk berkunjung ke blogku.

Aku marah padamu, hei.
Alasannya sederhana, namun tak mudah jika kurangkai lewat tulisan-tulisan ini.

Sudah berapa kali kukatakan ini padamu?
Sudah berapa kali kusarankan begitu padamu?
Bolehkah aku tak lagi peduli lagi, padamu?

Note #21

{ Sunday, October 12, 2014 }
Aku benci melihatmu seperti itu.

karena itu aku menulis

{ Tuesday, October 7, 2014 }


Tak ada yang lebih nyaman selain menulis. Menulis apapun. Dimanapun. Kapanpun. Dalam situasi apapun.
Tak ada yang lebih elegan selain menuangkan keluh kesah dalam bentuk deretan kalimat.
Tak ada yang lebih indah selain menuangkan suka duka dalam bentuk tulisan.
Tak ada yang lebih membahagiakan selain membaca apa yang telah kita tulis.

Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa bahagia pernah menemani
Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa luka pernah menghampiri
Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa aku pernah berhasil dan gagal
Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa aku pernah mengagumi sebelum mencintai
Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa banyak sosok yang selalu menemaniku
Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu bahwa banyak sosok yang pernah bersamaku sebelum meninggalkanku

Bersama tulisan-tulisan, aku akan tahu sosok siapa gerangan yang membuatku menulis.

Aku menulis agar kelak  ada satu momen yang membuatku mengingat ketika aku telah melupakan.

aku (belum) lupa.

{ Thursday, September 25, 2014 }


Aku menulis ini sebagai pengingat bahwa aku pernah mengingatmu setelah aku nyaris melupakan rasa yang pernah kita rangkai. Tulisan ini pula yang akan membuatku mengingat bahwa kita pernah menghancurkan rangkaian yang sudah sedemikian rupa kita buat. Kau tahu kenapa kita menghancurkannya? Karena rasa tersebut telah kita bagi.  Duh, kita terlalu mudah membagi rasa. Untung saja, kita belum mati rasa. Sehingga, kita masih fasih merangkai rasa-untuk masing-masing hati.

Kau sempat terluka, pun diriku. Namun, sesungguhnya kita tak pernah saling melukai.
Kau tak pernah menawarkan luka. Namun, kau tahu cara menyembuhkan luka.
Aku tak tahu cara apa yang kau gunakan untuk membuatku berdiri tegak.
Aku tak tahu kekuatan apa yang kau gunakan untuk menggenggamku.
Aku tak tahu kehangatan apa yang kau berikan ketika merangkulku.
Aku tak tahu rasa apa yang kau gunakan ketika menawarkan rasa yang sama padaku.
Yang kutahu, kita sama-sama tahu apa yang pernah dan telah terjadi.

Aku telah lupa.
Lupa akan seperti apa rasa yang pernah ada.
Lupa akan hati seperti apa yang pernah kugunakan.
Lupa akan sosok siapa yang pernah membuat rasa dan hati tak seperti kali ini.
Aku pernah lupa, namun aku belum lupa.
Hanya saja, aku tak lagi mengingat,
mengingat segala rasa yang telah lenyap dan diganti oleh rasa yang baru.
Rasa yang sama dengan sosok berbeda.


Kali ini tak sepenuhnya bercerita tentang diriku sendiri

Kali ini tak sepenuhnya sosok yang sama kujadikan rangkaian kalimat.

kuberi judul: 97

{ Friday, September 5, 2014 }
"Always, Nung", begitu katamu.
Duh, sudahlah. Berhenti gunakan kata itu. Karena cepat atau lambat, kau mengubah 'always' itu menjadi 'ever'.
Kau selalu menepati janjimu, sebelum akhirnya kau ingkari.
Jadi, bisakah kaliamat 'kau pernah menepati janji' kutujakan padamu?
Lalu, bolehkah pertanyaan 'kenapa kau mengingkari?' kuajukan padamu?
Berhentilah berjanji seperti itu.
Btw, terima kasih untuk doa yang sempat kau sampaikan:) Sukses untuk cita-citamu!
Kau telah mengambil rindu yang sempat kau titipkan.
Agar aku tak merindu lagi, kan?

Note #20

{ Monday, September 1, 2014 }
Katamu, kau punya komitmen.
Katamu, kau menggenggam kekuatan komitmenmu.
Rupanya, tidak.
Tindakanmu tak seteguh komitmenmu, Tuan.

teruntuk; sang penganut komitmen.
{ Saturday, August 16, 2014 }
duduk disana, pandang saja dari kejauhan. cukup mengingat, jangan terlalu lama. jangan kau larut bersama kerinduan, karena tak ada kesempatan untuk kau bertemu. tolong konsisten dengan keputusanmu. kau, punya prinsip bukan?

kepada siapa saja yang sedang merindu.

Note #19

{ Monday, August 11, 2014 }
Baru aku saja melihatmu dengan kaus biru yang kau kenakan.
Kau yang mengirimkan sebuah kalimat padaku kala itu, kan?
Terima kasih untuk itu.
Rupanya, kau sempat menyita perhatianku.
Dan aku, hanya ingin mengingatmu dengan sederhana,
lewat tulisan ini.

Rabu, 6 Agustus 2014.
di depan kelasku.

Nanti, kau ingin aku peduli

{ Saturday, August 9, 2014 }
Kutulis ini ketika aku sudah tak peduli.

“We Nuuung, kemarin kuliatki”
“Nubacaji statusnya, Nung?”
“Nubacaji pmnya, Nung?”
“Wee smsnya toooh”
“Masa’ na bilang tooooh”
“Adai Nuung”
“Galaui bedee Nung”
“Nung, sakitkiii”

Masih banyak kalimat-kalimat yang kerap kali mereka sampaikan padaku.
dan biasanya kujawab dengan;
“A masaaa?”
“Kapan weee?”
“Dimanako liatki?”
“Oh tawwaaa”
“Iyoo?”
"Serius?"

namun itu adalah jawabanku dahulu. sekarang kalimatku sudah banyak berubah;
“Biarmi tawwaaa”
“Kenapa bilangko ke saya?”
“Apa hubungannya sama saya?”
“Oh iyo, biarmii”

Dulunya i care, sekarang i don’t care.B-)

Terkadang, banyak kata kenapa yang sebenarnya ingin kuajukan padamu.
Namun kerap kali kuurungkan niatku.
Kau tahu, aku peduli pada semua temanku,
dan kau….temanku.
Jadi, aku peduli padamu. Iya kah?
Ya, aku peduli..

Namun, aku berusaha untuk tidak peduli
Tapi, masih saja ada alasan yang membuat diriku peduli
Dan kucoba lagi untuk tidak peduli
Tapi, aku masih peduli
Lagi-lagi, aku ingin berhenti peduli
Tetap saja aku peduli

Aku tidak boleh peduli
Ya, aku tidak peduli..
Kusimpan saja peduliku,
mungkin saja kau nanti membutuhkan aku,
membutuhkan aku peduli

Baiklah, sebaiknya memang begini
Peduliku untukmu nanti
Kau, akan butuh aku peduli
Peduliku; untukmu kelak.

remember when

{ Wednesday, August 6, 2014 }
Ada beberapa hal yang sempat terekam oleh jurnalku.


Fri, Oct 4th 2014
-pertama kali menulis ditanggal ini bede-

Mon, Oct 7th 2013
Tentang beberapa hal yang akan terjadi ke depan.

Wed, Oct 9th 2013
Happy Birthday! All the best for you.xx

Sat, Oct 12nd 2013
Nyaman, namun tidak aman. Lalu bagaimana berada dalam zona aman bersama kenyamanan?
@XI IPA+

Fri, Oct 18th 2013
Sama-sama, teman begadangXD
01:23 a.m.

Mon, Oct 21st 2013
*sms ke 089…*
I just need him.

Tue, Oct 22nd 2014
Kalimat-kalimat yang bertebaran dipikiran.                          
@XI IPA+

Sun, Oct 27th 2013
I saw him with her;)

Wed, Oct 30th 2013
Kok egois ya?

Fri, Nov 1st 2013
November!! Saya butuh penguat-penguat u,u

Sat, Nov 2nd 2013
5700s! good night.

Sat, Nov 9th 2013
Masih selalu kupikir apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu.

Sat, Nov 16th 2013
11:52 a.m.
Again....100m.

Sun, Nov 17th 2013
Melbourne dan Like We Used To-_,-

Thu, Nov 21st 2013
Janganko ikut arus. Harusko punya pegangan. Prinsip.-Ika

Sun, Dec 1st 2013
Setelah kau jatuhkan harapanku, masihkah kau ingin jauhkan aku dari teman dekatku? Kurang bahagia apa lagi?

Sat, Dec 7th 2014
Sesuatu yg membuatmu pergi, pada saatnya akan menjadi sesuatu yang membawamu pulang kembali-kata hati

Dec 14th 2013
Last exam. Vn!:p

Sun, Dec 15th 2014
“Adajaki:D”

Wed, Dec 18th 2013
Salah, lagi. Kenapa? Yasudah, keep calm saja.
Oh ya, terima kasih yang sudah jadi moodboster. Saya juga rindu. Serius. Layaknya kamu.

Thu, Jan 9th 2014
2014!!! Banyak yang perlu diselesaikan bulan ini.

Sun, Jan 26th 2014
Kadang-kadang. Kebetulan. Mau-semaunya.
But, sometimes this is more than fun!:p

Sun, Jan 26th 2014
How I miss this moment. Tanpa beban.
But, ‘everything is wrong’ tak pernah pudar.pft
Because of you.

Thu, Jan 30th 2014
Beautiful conversations for a beautiful morning\m/

Tue, Feb 11st 2014
Long time no say hello, kak. Banyak mau ku cerita..

Sun, Feb 16th 2014
Wish you were here.

Thu, Feb 20th 2014
Hei, miss you too. More than you…

Mon, Mar 3rd 2014
After 03:49~
Bisata mi di’?hehe

Tue, Mar 4th 2014
Much better!! Hai;)

Fri, Mar 14th 2014
Deleted!
Pada bayang-bayang semu tak boleh lagi ada kamu.
Harusnya dari awal tak kubawa namamu di mimpi-mimpiku.

Fri, Apr 4th 2014
Wru?

Tue, Apr 4th 2014
Alasannya sederhana: they came us.

Mon, Apr 7th 2014
“Percuma saya doakanki, kalo nda saya dorongki”

Sat, Apr 12nd 2014
Me miss you too:’)
Rinduki buat conv sepanjang-panjangnya u,u

Thu, Apr 17th 2014
“Tidak ada yang lebih menenangkan selain mengikhlaskan”;)

Mon, May 5th 2014
1186s. Iye, sama-sama:D

Sat, May 10th 2014
17!!!\m/

Sat, May 24th 2014
Thank you kotak-kotak coklatnya.
Doa-doanya juga:))

Tue, Jul 8th 2014
Bisakah kau mengembalikan rutinitas kita dahulu? Sedikit saja..

Sun, Jul 13th 2014
Kepada kau yang mengajariku merindu tanpa harap ingin seperti dahulu.
  
Semoga selalu ada cara untuk mengingat. Agar kenangan menjadi alasan untuk tidak melupakan. Sesungguhnya, melupakan bukanlah cara yang anggun ketika membenci.


-penulis

Aku dan Tujuh Belas

{ Saturday, August 2, 2014 }
Hei.
Sekarang aku menapaki usia 17, yang sangat jelas bahwa setahun lalu usiaku masih 16 tahun. Setahun yang begitu singkat.

Kala itu, 10 Mei. Umurku baru saja bertambah. Banyak doa dan harapan yang kuhanturkan kala itu. Kuharap usiaku kali ini membawa diriku jauh lebih baik dari sebelumnya. Toh manusia mana yang tak seperti itu?
Esok harinya, 11 Mei. Aku ingat 11 Mei setahun silam. Jika ada yang bertanya, apa yang membuat aku mengingat, akan kujawab bahwa aku hanya mengingat satu momen saja. Terlalu rumit jika ku deskripsikan disini. Di 17 ini, kuharap kekuatan mendekap hati.

Beberapa bulan berlalu, kujalani hari seperti biasanya. Eh tidak. Ini tidak seperti biasanya. Sering kali kuajukan pertanyaan pada diriku sendiri; "aku salah ya?" "dimana letak kesalahannya?" "biar tidak salah lagi harus bagaimana?" "apa tindakanku ini sudah benar?", masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kadangkala tak sanggup kutemukan jawabannya.

Di 16 tahunku, banyak sosok yang tanpa ia sadari berpengaruh pada diriku. Namanya kerap kali ada di daftar pikiranku. Namun, kini aku 17. Dan namanya sama sekali tak luput dari ingatanku. Kupikir, mereka akan terus menjadi alasan kepedihanku, nyatanya tidak. Mereka kebahagianku sekarang. Saat 16, tanpa sadar mereka membangun tembok kekuatan untuk bekal 17ku. Dan, ya. Berhasil! Aku berhasil memilikinya. Terima kasihku untuk kalian:).
Dengan bekal itu, aku berani merangkai keping yang sempat berantakan. Setelah kuperbaiki, kupastikan tidak ada lagi keping yang tersisa. Kemudian, kuberanikan melangkah agak jauh, meninggalkan apa yang baru saja kuselesaikan dengan harap langkah yang kuambil tepat.
Ingin sekali kubebaskan hidupku dari kata benci, baik membenci ataupun dibenci. Tak ingin diriku terbawa pada arus pembenci.

Kurasa 17ku tepat. Sudah kutinggalkan kepedihan 16 dan kuganti dengan kebahagian 17. Banyak sosok kulepaskan, yang rupanya hanya menjadi beban. Banyak pula sosok yang kugenggam untuk menemani 17ku. Sosok yang amat berpengaruh dan menjadi kekuatanku; keluargaku, sahabat-sahabatku, dan kakak-kakakku._.v

--aku yang meninggalkan 16, kini 17.

Note #18

{ Thursday, July 31, 2014 }
tak ada lagi perih yang melekat. tak ada lagi keping berserakan. kini telah tertata dengan dekapan kekuatan. (baca: hati)

change(d)

{ Sunday, July 27, 2014 }
Hei.
I know something now
I did’nt before

Cause all I know is we said hello
And your eyes look like coming home
All I know is a simple name
Everything has changed
All I know since yesterday
Is everything has changed

Ya, berbicara tentang perubahan.. sebenarnya apa definisi perubahan? Hal yang tak lagi sama. Beberapa bahkan banyak hal yang beda. Perubahan kerap menyapa beberapa khalayak manusia. Seberapa kuat kau menghindar, itu tak jadi kendala perubahan menghampiri.

Baiklah, saya akan sedikit bercerita tentang satu sosok.
Saya mengenalnya sudah sejak lama, beberapa tahun silam tepatnya. Jika ada yang tanya seberapa kenal saya dengannya, akan kujawab dengan kalimat ‘amat sangat kenal’. Banyak hal yang sempat kami lalui bersama, tapi tidak selalu dalam hubungan khusus.-.v Setahun yang lalu, saya melihat beberapa perubahan darinya. Bukan perubahan fisik, saya tak pernah mempermasalahkan perubahan fisik yang terjadi pada seseorang. Sejak beberapa bulan belakangan ini, saya nyaris tak mengenalnya. Nyaris.... untung saja predikat ‘amat sangat’, masih jelas melekat pada mindset saya. Namun, beberapa hal membuat apa yang telah terpogram dalam pola pikir saya, luruh perlahan. Sikap yang ia tunjukkan belakangan ini, tak lagi kukenal.

Namun, perubahan tak selalu menawarkan kesediahan. Perubahan selalu mendewasakan bagi penikmatnya.
Terkadang, hanya keadaan yang berubah, tidak dengan orang-orang di dalamnya.


Kita pernah saling membahagikan. Kini kita sama-sama bahagia, walau bukan kau yang memberi kebahagian, pun diriku tak memberimu kebahagian. Namun, kita tak pernah saling menyakiti.