Jawabku untuk Tanyamu

{ Friday, May 30, 2014 }
Terima kasih Nona sudah menyita waktuku hingga selarut ini dengan 14 baris yang wajib kujawab.
Baiklah, akan kumulai dengan menyertakan pertanyaanmu sebelum jawabanku.

1. Apa yang pertama kali kau pikirkan ketika mendengar namaku?
*Banyaaak, tapi tetap ter-sistematika. Dan yang pertama itu, teman menulis.
2. Jika bisa diibaratkan sebagai benda, menurutmu  benda apa aku? Alasannya?
*Bola basket. Alasannya? Kuat, gigih, pantang menyerah, optimis. Bukankah yang memainkan bola basket demikian? Tentunya bola basket pun demikian adanya.
3. Jika bisa menghilang sebentar saja, kau memilih menghilang jika dalam situasi seperti apa? 
*Ketika dihadapkan pada pilihan antara memilih pikiran atau hati. Lalu tak dapat kupilih satu diantaranya. Dan tak dapat pula kutemukan kolerasinya.
4. Apakah kau bisa dengan mudah menerima sebuah kenyataan? Mengapa? 
*Ya, tentu saja. Kita hidup dalam realita, hal-hal yang nyata adanya. Toh, yang memainkan peran kita sendiri. Hanya saja, kita perlu memilah peran seperti apa yang akan kita lakoni. So, back to our self. Di dunia ini, tak ada yang lebih nyata selain kenyataan. Kenyataan juga memberi kita hebatnya lika-liku kehidupan. Kita ikuti saja garisnya. Mudah, bukan?
5.  Pilih salah satu! Kehilangan, kekecewaan, kesepian? 
*Kehilangan ik…. Syukurlah, tak kau bubuhi pertanyaan mengapa:p satu saja kalimat yang akan kuutarakan; “kehilangan tak selalu memberi kita kekecewaan, dan percaya saja tak akan ada rasa sepi ketika kau mengingat apa yang telah hilang.”:p tapi biar kuberitahu, terkadang kehilangan itu, menyakitkan.
6. Jika bisa mengulang waktu, situasi seperti apa yang ingin kau ulang? Mengapa? 
*Seperti…………….sebelum ada yang mengganjilkan. Karena genap itu menyempurnakan;)
7. Tanggung jawab yang pertama, atau tanggung jawab yang lebih besar? 
*Kali ini akan kugunakan definisi, yang pertama yang utama. Lagi-lagi kita hidup bersama sistematika kehidupan. Bukankah kita memulai dari yang pertama? Kecil dulu kan sebelum menjadi besar?:D
8. Jika kau marah padaku, kau memilih untuk mengatakannya di awal/menyimpannya dahulu? 
*Menyimpannya dahulu, biar amarahku tidak menggebu-gebu ketika kukatakan padamu.
9. NB atau Nike?:p 
*Nike!!!! you know which one i want:p so, akankah kau membeli dua?haha
10. Seberapa besar pengaruh brother-brothermu itu di dalam kehidupanmu? 
*Tak bisa kuukur kadarnya haha, serius. But, I need them for a long time._.v
11. Seberapa besar pengaruh orang-orang yang membencimu di dalam kehidupanmu? 
*Lumayan besar. Satu per tiga kekuatanku berasal dari mereka.
12. Seberapa banyak waktu yang kau butuhkan untuk menghabiskan kesedihanmu? 
*Sebanyak waktu orang yang mendengarkan ceritaku:p
13. Seberapa banyak waktu yang kau sisihkan untuk mengingat masa lalumu? 
*Sebanyak waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikan beberapa rangkaian kalimat hihi.
14. Siapa aku bagimu?
*Izinkanku bercerita siapa aku sebelum kuberitahu siapa kamu:p Aku suka menulis. Sangat sukaaa. Ketika aku ingin menulis, aku butuh topik. Lalu, aku butuh wadah. Setelah kutemukan, aku butuh penyemangat. Aku butuh motivator. Aku butuh dukungan. Aku butuh seseorang-namun bukan seorang kekasih. Aku butuh seseorang yang duduk disampingku. Aku butuh seseorang yang memahami diriku. Ketika semuanya telah ada, kurasa tulisanku sempurna. Dan kau? Siapa kau? Kau penyempurna tulisanku;)vv

Tertanda,
-yg dengan mudahnya ditebak, (re: Nunung?)._.
 

Paragraf Singkatku

{ Thursday, May 29, 2014 }
Sebelum kumulai, perlukah kau kusapa? Sepertinya begitu. Baiklah.
Hai, Tuan. Apa kabarmu? Kuharap kau senantiasa dalam rangkulan-Nya. Tidak ada yang lebih sakral daripada doa. Bukankah begitu?
Kali ini kusempatkan waktuku untuk menulis tentangmu. Bukan tentangmu maksudku, untukmu tepatnya. Semoga saja kau berkenan. Kalau kau tanya kenapa, tak akan kujawab.
Kau bilang aku rindu? Haha tidak Tuan, tidak. Aku hanya mengingatmu. Aku mengingat beberapa rentetan tentangmu. Sial! Betapa ini mengganggu pagiku. Tak usah kau tanggung resikonya. Ini ingatanku, tak usah kau campuri. Hanya saja, mau tak mau, izin tak kau izinkan, tentangmu akan kutuliskan hingga paragraf terakhirku.
Apa kau bilang? Sudahi saja? Oh Tuan….jangan kau paksa aku tuk menyudahi rangkaian kalimat ini. Sudah cukup kau dan aku memutuskan, menyudahi kisah itu…
Oh ya. Kata teman-temanku, banyak yang berubah darimu. Kali itu, masih kuragukan. Namun, kali itu pula kuperhatikan gerak-gerikmu. Dan kali itu pula, tak ada lagi yang kuragukan. Kau memang beda, Tuan. Bukankah ini sudah kukatakan padamu? Tapi, kau tetap saja punya alasan untuk menyangkal persepsiku dan persepsi teman-temanku. Setelah kucari tahu, aku tahu alasan mengapa kau demikian. Tidak usah kuungkap, aku tahu, kau pun tahu alasannya. Ayolah, Tuan. Tidak usah pura-pura tak tahu. Aku sudah terlalu mengenal dirimu.
Baiklah, sepertinya harus buru-buru kuselesaikan rangkaian ini. Maka, ini paragraf terakhirku untukmu.
Kutitip satu untukmu. Tolong kau jaga. Jaga rinduku baik-baik, Tuan.

Dariku,
yang kali ini mengingatmu.

Kenapa kau ganjil-kan?

{ Sunday, May 25, 2014 }
When you lose something you can't replace. Could it be worse? Itulah sedikit petikan lagu fix you-nya coldplay.

Bukan. Saya bukannya kehilangan. Tapi kami. Kami kehilangan. Entah kami merasa kehilangan atau kami benar-benar kehilangan...
Tunggu tunggu, biar kuingat-ingat dulu...saya lupa kapan ini bermula. Sepertinya setahun yang lalu. Tak ada yang benar-benar mengerti skenario macam apa ini. Awalnya hanya terjadi beberapa hal yang tak lagi sama, hingga akhirnya benar-benar beda....benar-benar berubah.....
Jangan tanyakan alasan saya menulis ini. Kuizinkan siapapun untuk menduga-duga. Semoga tepat:)
Awalnya masih tak jelas dalam benakku alasan kau seperti demikian. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai mengerti. Benar-benar mengerti. Semoga pula dugaanku tepat.
Hei, bukankah kita sudah sejak lama bersama? Biar kuceritakan ulang jejak kita dahulu. Namun sayangnya, saya kalah takut dengan kenangan, haha. Biarkan saya untuk tidak menceritakannya, setidaknya untuk sekarang. Hanya ingin kuingatkan, dulu selalu saja ada alasan untuk bertemu. Bukankah begitu? Tak usah kubilang seberapa banyak hal yang kita lakukan bersama. Ya, bersama. Ber-delapan....hingga kau ganjilkan kami menjadi tujuh. Kau yang mengganjilkannya, Tuan..
Biarlah, itu pilihanmu. Semoga kau lebih nyaman dengan zona barumu. Semoga kau bahagia tanpa bayang-bayang kami yang selalu saja menyempatkan sedikit waktu untuk sekedar mengingatmu. 

stay or leave?

{ Thursday, May 22, 2014 }
stay or leave?
saya selalu membuat dua pilihan, tapi saya selalu memilih pilihan ketiga.ya. menitipkan hati saya di sana, tanpa raga. namun, sewaktu-waktu saya harus mengambilnya.

apakah suatu tempat adalah sebuah saksi bisu? saksi bisu pertemuan, juga saksi bisu perpisahan? sepertinya begitu...

jujur saja, saya bingung akan memulai darimana. entah kenapa sangat sulit tuk memulai. tapi lebih sulit mengakhiri._.v

saya selalu ingat pada tempat yang membuat saya bertemu dengan banyak wanita dan sedikit pria. saya selalu ingat pada tempat yang membuat saya membaca beberapa kalimat dari pengguna sosmed bersama seorang gadis berkacamata. saya selalu ingat pada tempat yang membuat saya marah bersama seseorang setelah membaca private-box seorang dari kami bertiga. saya selalu ingat pada tempat yang membuat ribuan kenangan yang sangat sulit diungkapkan hanya dengan ratusan bahkan berjuta-juta kalimat.
tak usah panjang-lebar, saya rindu.

salam pojokan, salam 9c.

Tuan...

{ Saturday, May 17, 2014 }
Selamat pagi, Tuan.

Kutitip salamku sebelum tak ada lagi tempatku untuk menyampaikan
Kutitip pula salamku sebelum kucukupkan satu saja di private box-ku itu:)

Kuharap masih ada rindu yang dapat kita selipkan diantara syair-syair indah

Tapi tolong, jangan izinkan aku tuk merindu lagi.

May, 10th

{ Sunday, May 11, 2014 }
Pada-Mu kuhanturkan rasa syukur yang sebesar-besarnya, wahai Engkau yang Maha Agung:)
Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah. Syukurku untuk berjuta-juta nikmatnya hari ini. Merasakan 17 tahun sudah berpijak pada bumi yang menawarkan begitu banyak warna.
Dan kepada orang-orang yang membuat warna itu makin bertambah, terima kasih. Terima kasih untuk doa dan harapannya!xo
 

Surat untukmu: yang berbahagia

{ Friday, May 9, 2014 }

Teruntuk kau,
yang terkadang membuatku berterima kasih.

Asal kau tahu saja, aku menulis surat ini bukan karena keinginanku semata, tetapi ada campur tangan dari seseorang yang kau butuhkan dulu.

Baiklah, akan kumulai… Apakah harus kutanya kabarmu? Sepertinya tak usah, karena aku tahu kau sedang tak baik-baik saja dan aku juga tahu sebabnya, kau sedang dibayang-bayangi oleh keadaan menakutkan yang akan hadir setelah pertemuan. Bukan begitu? Bilang saja kau setuju denganku.

Sebagai bentuk penghargaanku, aku minta maaf jika dengan lancangnya menulis ini khusus untukmu. Semoga kau tak menganggapnya ini hal yang salah. Jika ini hal yang membuatmu tak enak, tak usah sungkan memberitahuku, telah kusediakan kolom komentar sebagai wadah untuk kau bertutur.

Bolehkah aku bertanya padamu? Kuharap kau mengizinkan. Tak usah jawab jika kau tak mau, karena beberapa pertanyaan memang tak butuh jawaban. Pertanyaanku sederhana, “Sudah sebahagia apa dirimu sekarang?” Biarkan aku berpendapat, kau lebih dari cukup bahagia, betapa tidak sudah banyak mimpi-mimpi yang kau gapai, sampai-sampai ada beberapa orang yang kau jatuhkan mimpi-mimpinya… Ah, sudahlah. Maafkan diriku yang membahas ini lagi.

Kau tahu tidak? Persepsiku tentangmu, dari dulu hingga kini tak pernah berubah, hanya saja ada yang kutambahkan. Tak usah kusebut semuanya. Biarlah itu menjadi persepsi pribadiku. Hanya saja, satu hal yang paling tak kusuka darimu, kau egois. Apakah kau tak setuju? Coba deh, kau ingat-ingat pada keputusanmu beberapa bulan yang lalu. Tapi, aku selalu menerima pendapatmu dengan pemikiran yang rasional.

Tolong, tak usah kau buat dadamu menggebu-gebu setelah kau baca beberapa paragraf pada surat ini. Ini hanya sekedar surat, tak akan ada yang berubah setelah kau membacanya. Jika kau rasa emosimu sudah sampai di ubun-ubun, hentikan saja matamu pada baris ini. Tapi, jika kau masih kuat, itu artinya kau wajib mengontrol emosimu yang sepertinya semakin membara. Nah, opsi mana yang kau pilih?

Hehe benar saja pendapatku, kau tetap melanjutkannya. Terima kasih ya. Dan maaf surat ini telah menyita sedikit waktumu.

Sebenarnya, sudah sejak lama aku ingin menyampaikan ini, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya. Terima kasih untuk setiap warna yang kau torehkan, rupanya warna itulah yang membuatku jauh lebih kuat. Bagaimana jika aku menantangmu, lebih kuat mana diriku atau dirimu? Pemenangnya akan kita lihat pada ketakutan yang telah kulewati atau yang akan kau jalaniB-)

Oh ya, rasanya cukup sekian surat buatmu. Mungkin, ini surat pertama dan terakhirku untukmu.

Sampaikan rinduku untuk Tuanmu, Nona.

Salam hangat,
dariku yang namanya selalu fasih kau eja.

it's time to say goodbye, baby.

{ Saturday, May 3, 2014 }

Bersama sebab-sebab yang memaksa untuk tak lagi disini. Maksudku, hilang.

Betapa hebatnya kehidupan. Betapa mampunya kehidupan mengajarkan banyak hal pada siapapun yang hidup bersamanya. Tantangannya sederhana; jika kita mampu bertahan hidup, pada saat itulah kehidupan memberi kita warna yang berbeda. Kehidupan selalu menguji seberapa kuatnya kita melewati setiap prosesnya dan bersyukur pada setiap detiknya.
Pernahkah kau berpikir bahwa hidup ini terlalu berat tapi nyatanya kau mampu melewatkannya? Itu artinya, kau baru saja menyelesaikan ujian kehidupan. Bahkan pada titik terberat pun, kau mampu melewatinya, jika kau punya modal yang kuat. Ya, butuh kekuatan besar memang.

Seringkali kehidupan membuat kita belajar pada apa yang datang, tinggal, hingga akhirnya pergi. Itu sebuah siklus yang begitu rumit, bukan begitu? Bagaimana tidak, baru sekali kau merasakan apa yang ada, pada kali itu pula kau tak dapat lagi merasakannya. Rupanya, banyak orang yang menyebutnya kehilangan.

Saya yakin, kehilangan adalah perasaan yang mungkin akan membuat kau tak nyaman melakukan apapun. Karena kau akan terbawa pada ingatan-ingatan yang sama sekali tak kau harapkan. Itu hal wajar. Nah, permasalahannya adalah; seberapa lama kau ada dalam ingatan-ingatan tersebut.

Menurutmu, menyakitkankah kehilangan?
Biarkan saya menjawab iya. Sudahlah, sekali lagi biarkan saya tak membahasnya terlalu jauh. Tak usah tanya kenapa. Dan tak usah pula menduga-duga:p Harus kau tahu, saya samasekali tak menyimpulkan bahwa ini adalah apa, siapa, kenapa, maupun bagaimana. Ini hanya tulisan tentang sesederhananya kau merasa kehilangan.

Asli, ini adalah tema yang membuat saya berpikir lama untuk melanjutkan apa yang akan saya tulis, ik-___________-v

Mari dilanjutkan.
Saya berani berkata bahwa kehilangan membuat kita benar-benar belajar mengikhlaskan. Belajar menerima hukum alam bahwa tak ada yang kekal di dunia ini. Jika setuju, ikhlaskan apa dan siapa yang membuat kau merasa kehilangan;)
Sebenarnya, ketika manusia memutuskan suatu hal, berarti sudah menjadi kewajibanlah untuk menerima resiko. Apapun itu. Begitu pula ketika manusia menciptakan suatu zona, sudah sewajarnya ia siap kehilangan zona itu.

Untuk tiap zona yang pernah ada, luar biasa.
Hati-hati pada zona yang mengantarmu pada kehilangan.

Mei

{ Friday, May 2, 2014 }
Tentang apa yg benar-benar tak lagi sama. Tentang siapa yg benar-benar beda. Dan tentang bagaimana hal itu tidak dibuat kembali seperti sebelumnya. Halo Mei. Terimakasih cerita setahun lalu-nya. Sepertinya, akan banyak perbedaan di Mei kali ini:)