Parafrasa

{ Thursday, February 27, 2014 }
Ada yang menarik pada cerita dijurnal itu...
Cerita tentang tiga bulan yang lalu. Tentang sebuah kekuatan dari beberapa hal yang  samasekali tak pernah kuharapkan. Ya, memang tak pernah terbayangkan sebelumnya akan sampai pada titik ini. Namun, hukum tetap ada; "terkadang kenyataan tak sesuai dengan harapan". Kala itu, ada beberapa hal yang sulit kuterima alasannya, tapi lagi-lagi setiap alasan tentu punya sebab. Sebab yang jelas dan nyata adanya. Pernah sesekali kukeluhkan, bukan sesekali rupanya, beberapa kali tepatnya. Namun, tak ada yang perlu dibenarkan atau disalahkan. Hanya aksi-reaksi. Reaksi melebihi aksi, mungkin?
Sudahlah. Itu hanya cerita dibulan yang telah lalu. Toh, banyak pelajaran yang kudapat. Benar-benar memacu emosi..... Tak apa, ada kekuatan baru saat itu hingga saat ini. I'm better than before.

Kami dalam Rangkulan Alam

{ Sunday, February 23, 2014 }
Suatu hari, kami memutuskan untuk mengunjungi sebuah lokasi di daerah Allu, yang lebih dikenal dengan sebutan Cekdam. Tempat dimana air ditampung dan dialiri ke sawah jika musim kemarau tiba. Lokasi yang luasnya kurang lebih 2 hektar dengan kedalaman sekitar 15 meter, menjadi tempat tujuan kami sore itu.
 
Menghabiskan waktu dengan bersentuhan langsung dengan alam, memang selalu mengasyikkan. Selain bisa merasakan indahnya panorama alam, kita juga dapat merasakan udara sejuk tanpa filter. Kicauan burung kala itu, menjadi pelengkap canda riang kami. 

Cahaya yang berusaha menembus ranting-ranting pepohonan, tempat dimana kami duduk bercengkrama sambil mendengarkan berbagai macam suara, mulai dari air yang setelah disaring mengalir dengan derasnya hingga suara hewan-hewan yang ada di sekitar kami. Luar biasa indahnya. Semua keindahan ini, tak luput dari kebesaran dan karunia-Nya. Maka sepantasnyalah kita mengucap beribu-ribu syukur.

Namun sayang sekali, ketika melihat ke tepi, kita akan menemukan sekumpulan sampah. Sungguh pemandangan yang sama sekali tak mendukung keindahan lokasi ini. Kurangnya kesadaran dari orang-orang yang seenaknya saja meletakkan sampah pada tempatnya. Sadar atau tidak, kita sedang berkomunikasi dengan alam. Jika kita tidak menjaga, yakin saja alam akan membalas dengan cara yang kadang tidak kita duga. Lagi-lagi, alam menggunakan hukum aksi-reaksi. Tidakkah kita takut ketika alam mulai berbicara lewat bencana?

Kembali lagi ke topik utama, keindahan Cekdam ini tak bisa terpisahkan oleh peran pemerintah yang betul-betul berusaha untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Tinggal bagaimana usaha kita untuk menjaga. Menjaga alam layaknya alam sebagai tempat berlindung kita.