Formula Khatam Al-Qur'an

{ Sunday, June 29, 2014 }
Semoga bermanfaat!:)

Satu Kali dalam Satu Bulan
Subuh 4 halaman
Dzuhur 4 halaman
Ashar 4 halaman
Maghrib 4 halaman
Isya 4 halaman

Dua Kali dalam Satu Bulan
Subuh 8 halaman
Dzuhur 8 halaman
Ashar 8 halaman
Maghrib 8 halaman
Isya 8 halaman

Tiga Kali dalam Satu Bulan
Subuh 12 halaman
Dzuhur 12 halaman
Ashar 12 halaman
Maghrib 12 halaman
Isya 12 halaman

Satu Kali dalam Satu Minggu
Subuh 10 halaman
Dzuhur 10 halaman
Ashar 10 halaman
Maghrib 7 halaman
Isya 20 halaman
Sahur 30 halaman

Satu Kali dalam Satu Hari
Subuh 100 halaman
Dzuhur 90 halaman
Ashar 50 halaman
Maghrib 80 halaman
Isya 180 halaman
Sahur 100 halaman

Satu Kali dalam Satu Minggu
Sabtu: Al-Baqarah-Ali Imran
Ahad: Ali Imran-Al Maidah
Senin: Al An'am-At Taubah
Selasa: Yunus-An Nahl
Rabu: Al Isra'-An Nur
Kamis: Al-Furqan-Saba' dan Fatir
Jumat: Yasin-Al Hadid
Sabtu: Al Mujadilah-An Naas

"dalam kitab silsilat al ahadits ash shahihah nomor 660, rasulullah menyebutkan bahwa setiap huruf yang kamu baca diganjar 10 kebaikan."

- @mas_aih on twitter.

Enam Baris Untukmu

{ Saturday, June 28, 2014 }
Sepertinya, kalimatku sudah habis untuk menulis tentangmu.
Semoga kau selalu baik-baik saja.
Cerita padaku, kapanpun kau mau.
Tentang apapun, sekalipun tentang dirinya.
Tenang, sudah kusampaikan rindumu padanya.
Semoga kalian sama-sama merindu.

Tertanda,
-yg suatu saat akan kau rindukan:p

a short poetry

{ Wednesday, June 25, 2014 }
Kau, beberapa jarak di hadapanku
Kau duduk di sana dengan baju abu-abumu
Aku memandangimu sejenak
sebelum kupalingkan lagi pandanganku ke arah yang lain
Tentang percakapan kita semalam.........,
Terima kasih untuk beberapa pesan singkatmu
untuk rindu yang kerap kali kau katakan
untuk hal yang tak perlu terbalas
dan kumohon,
maafkan beberapa jawabku untukmu
Banyak yang salah dalam hal ini
Banyak... 
sekalipun kau berusaha meminimalisir banyak itu menjadi beberapa
Kau pasti tahu itu 
Kita sama tahu-menahu akan hal itu
Jadi, sudahlah
tak usah diperpanjang apalagi dipermasalahkan
Cukup beberapa percakapan kala itu

Ini sudah sejak lama kutulis, baru kali ini niat kuposting.
Selamat malam.

Di ujung jalan, kau memilih

{ Thursday, June 19, 2014 }


Sebelum saya merangkai beberapa paragraf, saya kumpulkan kekuatan-kekuatan agar menjadi kekuatan yang luar biasa. Dan, berhasil!

Tak ada yang pernah bisa berjalan lurus. Suatu saat kau akan menemui persimpangan. Hingga di ujung jalan, kau memilih.

Sial! Lagi-lagi, kenangan berhasil menyita waktuku, menarik perhatian, menarik-ulurkan perasaanku, membuat pikiranku terombang-ambing. Sesak. Kali ini, aku sejenak menoleh ke belakang. Melihat berapa banyak jejak yang masih berbekas. Rupanya, hanya beberapa yang benar-benar lenyap. Sekuat apapun kau koyak, yang lenyap akan tetap lenyap. Hingga bersama angan-angan, kau merindu. Kau rindu padanya, kau rindu tentangnya, kau rindu kebiasaan-kebiasaan yang kini tak lagi kau lakukan. Bahkan kau ingin semua kembali, seperti sedia kala. Tapi, kau tak bisa memaksa, sebab ia memilih pergi dan akan merasakan kebahagiaan baru. Tak bisa kau menolak, ini benar-benar nyata. Namun, kau tetap menunggu. Menunggu hadirnya. Menunggu ia menepati janjinya, yang katanya tak akan meninggalkanmu dan tetap bersamamu, selamanya. Yang baru kau ketahui bahwa ia mendusta pada kata ‘selamanya’. Lagi-lagi, kau tetap menunggu, menunggu, dan menunggu. Hingga kau menyadari, ia takkan pernah kembali.

Np. Di Ujung Jalan by (bukan) Samsons

Selarut ini; berbincang tentang zona

{ Tuesday, June 17, 2014 }
Bahkan hingga selarut ini, saya masih terjaga.
Masih tetap di sini.
Ketika saya jenuh pada suatu hal, saya akan mencoba hal-hal yang lain, tapi tak selamanya yang baru. Ketika saya jenuh mengetikkan banyak  baris-yang sudah sejak lama kuketahui berupa karya tulis ilmiah, saya akan menuangkannya pada suatu tulisan. Menulis selalu menjadi tujuan pertama saya dan selalu menjadi penghibur utama.

"Apa bagus ini ku posting? Tentang apa?" "Oh, kutaumi...."

Baiklah, akan kumulai. Tapi tenang saja, pasti kuakhiri.
Berbicara tentang nyaman, pastilah ada ketidaknyamanan. Dan ada zona yang membuat kita merasakan hal itu. Haha zona. Hal yang paling tak bisa kau tolak adanya. Kau ada disana. Kau hidup disana. Apa kau bilang? Menghindar dari zona tersebut? Ya, kau menghindar. Tapi pada kali itu pula kau dapatkan zona lagi. Zona baru. Pertanyaannya, kau lebih nyaman pada zona lama atau zona barumu itu? Pilihanmu, meninggalkan zona lamamu demi zona barumu atau tetap berada pada zona lamamu tanpa berminat pada zona barumu atau.....memilih zona baru sambil membawa bayang-bayang zona lama? Sederhana kawan. Pilihan memang selalu sederhana, tapi rumit sekali ketika kau memilih. Coba saja.

Oke, selamat tengah malam. Salam comfort zone, Tuan:p

@AulaSmansa

Note #14

{ Sunday, June 15, 2014 }
"Apakah karena semua terlihat biasa-biasa saja, sedangkan aku bisa tahu jika sedang tidak biasa-biasa saja?"

Hati siapa lagi yang akan kau koyak?

{ Thursday, June 12, 2014 }


Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, selamat tengah malam, selamat subuh, selamat menjelang pagi, selamat…… selamat apa lagi yang kurang? Lengkapi saja. Semoga pelengkap itu menjadi penyempurna.

Kita sebagai manusia, selalu saja ingin ini dan itu. Setelah diberi ini maupun itu, bahkan kita masih selalu ingin yang lebih. Lupakah kita akan cara bersyukur? Lalu bagaimana dengan khilaf? Ya, terkadang manusia memang khilaf, tapi jika terjadi berulang, apakah masih bisa disebut khilaf? Tidak, itu telah menjadi suatu kesalahan. Kesalahan yang mungkin saja sudah tak dapat kita benarkan.

Hati mana yang tak senang ketika menemukan kebahagiaannya ada pada diri seseorang? Hati mana yang tak mendamba ketika mengetahui bahwa tak hanya hatinya yang merasa demikian? Hati mana yang tak bersuka cita ketika mengetahui bahwa dua hati yang berbeda telah mampu disatukan? Dan, hati mana yang merunduk ketika semuanya lenyap ditelan keegoisan? Duhai hati yang tersakiti, bersabarlah. Hidup ini adil. Kau hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk penjaga hati yang lebih tepat.

Ketika menitipkan hatimu pada seseorang, apakah saat itu kau yakin dia akan menjaganya? Menjaga hatimu agar tetap disana tanpa tersakiti bahkan terluka? Ya, kau yakin. Bahkan sangat yakin. Kini, teriring waktu dan keadaan, hatimu mulai dibuat perih. Sayatan demi sayatan ia goreskan. Melukaimu…melukaimu lebih dalam…semakin dalam…dan lebih dalam lagi…. Ketika cerita yang kau buat dulu kini ia tumpuk oleh cerita barunya. Hati yang kau titipkan dulu, perlahan ia geser oleh hati yang baru. Tidak, ia tidak membuang hatimu. Hanya saja, ia pindahkan ke tempat yang berbeda. Biarkanlah. Biarlah ia nikmati yang mungkin membuatnya lebih bahagia, setidaknya untuk saat ini.

Hingga akhirnya, ia akan mencari dimana dulu ia letakkan hatimu. Dia akan menyadari, seberapa jauh ia menggeser hati yang seharusnya ia jaga. Yang seharusnya tak pernah dipindahkan. Ironisnya, kini ia mengembalikan hatimu ke tempat awalnya. Lalu, dimana hati yang sempat menggantikan? Oh, rupanya hanya sementara. Ketika ditanya kenapa, maka ia hanya menjawab; ‘Memang hanya sejenak waktu yang kubutuhkan untuk menggeser hatimu, tapi aku tak punya banyak waktu untuk menerima kenyataannya. Hatimu itu, tempatnya disini, bukan disana. Tak ada hati yang mampu menggesernya.’ Egois kah?

Berhentilah menyertakan beberapa hati pada permainanmu. Jika hatimu tak mampu menjaga keduanya, cukup kau jaga satu saja. Jangan kau sakiti salah satunya, apalagi keduanya.

Oke. Selamat menjaga hati;)

Oh...

{ Sunday, June 8, 2014 }
apakah ini bisa kusebut kehilangan?
ketika aku merasa kehilangan hadirnya.
aku merasa kehilangan penyemangat.
oh tidak,
aku baru saja kehilangan sosoknya.-yg bahkan samasekali tak pernah kumiliki.

apakah kehilangan selalu menawarkan kerinduan?
bolehkah aku menerima tawarannya?

ps:
terima kasih kepada yang masih tetap terjaga hingga selarut ini. 

i do.

{ Saturday, June 7, 2014 }
Kutulis ini disela-sela mengerjakan laporan kimia. Setelah melaksanakan tujuh kali praktikum, laporan menunggu. Bayangkan, kita ditunggu oleh entah hal apa namanya dan bagaimana wujudnya. Hanya saja, ini jelas. Nyata adanya. Benar-benar membutuhkan kekuatan. Butuh fisik dan mental. Seminggu belakangan ini, kita menghabiskan separuh dari 24 jam hanya untuk mencari referensi, kemudian menulis. Disela-sela menulis, kita dipaksa berpikir, berpikir menentukan bagaimana agar yang kita kerjakan ini hasilnya memuaskan. Semoga saja. Aamiin. Insya Allah, usaha selalu berbanding dengan hasil.
Belum lagi......hari ini, sudah mendekati ulangan semeseter. H-2....benar-benar horror.-.v masa tengah putih abu-abu benar-benar akan segera selasai. Kita dinanti oleh satu tingkatan lagi sebelum putih abu-abu terasa sempurna. 2 tahun yang sebentar. Everything has changed:') betapa banyak kenangan yang telah dan akan kita buat. Semoga saja, kelak menjadi penawar rindu yang paling ampuh.
Ini kutulis hanya sebagai pelepas penatku sesaat.

Semoga saja tak ada yang (masih) tersakiti..

{ }
Beberapa hal sepertinya kembali muncul, namun tak nyata adanya. Beberapa hal ini memenuhi satu dari beberapa saraf pada tubuh kita sehingga kita dibuat berpikir akan tersebut. Sebenarnya, tak masalah jika itu membuat kita berpikir, lalu ketika mengenang? Apakah ini masalah?

Tiba-tiba saja adegan demi adegan mulai menyeruak mengganggu pikiran. Cerita demi cerita tereka ulang, jelas. Bahkan sangat jelas. Oh, betapa hidup sulit ditebak. Kala itu, kukatakan bahwa akan tak akan kuingat-ingat lagi hal itu, tapi  kali ini kulanggar janji itu. Yang kutau, selalu ada keping yang membuat kenangan itu hidup dalam ingatan, sekecil apapun keping itu.

Kali ini, keping-keping itu berusaha untuk bersatu dalam pikirku. Sekuat apapun perlawananku, sepertinya aku akan kalah, dan pada akhirnya akan kubiarkan keping-keping itu menjadi satu bentuk yang sempurna. Biarlah..

Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang (semoga saja) tak mengganggumu. Maafku dan terima kasihku. Niatku baik. Tolong dengarkan.
Entah berapa banyak salah yang telah kuperbuat, yang mungkin sempat menyakiti bahkan melukai hatimu, hatinya, atau hati mereka. Semoga saja tak berbekas. Apakah salahku ini tanpa sebab? Jika demikian, maafkan diriku.. maafkan diriku, sekalipun salahku karena suatu sebab. Harus kau tahu, aku tak pernah lupa cara meminta maaf.
Dan…entah berapa banyak kebahagian yang telah kau, dia, atau mereka berikan padaku. Semoga saja kebahagiaan itu masih ada. Somoga saja tak ada sebab yang menutupi. Apakah yang kau beri ini disertai ‘karena’? entahlah, aku tak terlalu memikirkan itu. Yang kau harus tahu, aku tak pernah lupa mengucap terima kasih.
Tak usah kusebut satu persatu untuk siapa maafku dan untuk siapa terima kasihku. Tak usah pula kuucap untuk siapa kedua kata tersebut. Kuharap, tak ada yang lupa cara meminta maaf dan mengucap terima kasih, baik aku maupun kau.:)
Kepada orang-orang yang pernah datang dan singgah, maaf jikalau aku tak memberimu kebahagian ketika kau menghampiri. Tapi, terima kasih untuk apa yang sempat kau goreskan, apapun itu. Semoga saja tak ada yang merasa masih tersakiti, hingga sejauh ini...

Note #13

{ Sunday, June 1, 2014 }
Rindu. Masih dengan kuatnya menawarkan kenangan pada orang yang berani mencicipinya.